Rabu, 21 April 2010

Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing


Oleh Hasan Nurdin, S.Pd*


Latar Belakang
Penulisan artikel ini terinsfirasi ketika penulis diminta untuk menjadi guru pengawas 2 pada kegiatan belajar mengajar di suatu kelas VII SMP Negeri 29 Bandung oleh seorang guru model sodari Ai Siti Aisyah, S.P. dan sodari Sri Lindawati yang sedang melakukan penelitian Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing untuk pembuatan Penelitian Tesis.

Penulis merasa perlu menyampaikan kepada rekan-rekan sejawat khususnya guru mata pelajaran Matematika pada kegiatan MGMP atau guru mata pelajaran lainya pada suatu kegiatan tertentu.

Dalam hal ini yang menarik bagi penulis yaitu kata “terbimbing”, sehingga terdorong untuk mencari terlebih dahulu pengertian kata “inkuiri”, tingkatan inquiri, langkah-langkah dalam pembelajaran inkuiri, dan sasaran pembelajaran inkuiri.



1. Pengertian inkuiri
Inkuiri berasal dari bahasa Inggris inquiry yang dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukan. Pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang dapat mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan. Dengan kata lain, inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis (Schmidt, 2003). Inkuiri sebenarnya merupakan prosedur yang biasa dilakukan oleh ilmuwan dan orang dewasa yang memiliki motivasi tinggi dalam upaya memahami fenomena alam, memperjelas pemahaman, dan menerapkannnya dalam kehidupan sehari-hari (Hebrank, 2000; Budnitz, 2003; Chiapetta & Adams, 2004).
Secara umum, inkuiri merupakan proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, mengevaluasi buku dan sumber-sumber informasi lain secara kritis, merencanakan penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan mengkomunikasikan hasilnya. (Depdikbud, 1997; NRC, 2000). Sebagai strategi pembelajaran, inkuiri dapat diimplementasikan secara terpadu dengan strategi lain sehingga dapat membantu pengembangan pengetahuan dan pemahaman serta kemampuan melakukan kegiatan inkuiri oleh siswa.
2. Tingkatan inkuiri
Ada tiga tingkatan inkuiri berdasarkan variasi bentuk keterlibatannya dan intensistas keterlibatan siswa, yaitu:

a. Inkuiri tingkat pertama
Inkuiri tingkat pertama merupakan kegiatan inkuiri di mana masalah dikemukakan oleh guru atau bersumber dari buku teks kemudian siswa bekerja untuk menemukan jawaban terhadap masalah tersebut di bawah bimbingan yang intensif dari guru. Inkuiri tipe ini, tergolong kategori inkuiri terbimbing ( guided Inquiry ) menurut kriteria Bonnstetter, (2000); Marten-Hansen, (2002), dan Oliver-Hoyo, et al (2004). Sedangkan Orlich, et al (1998) menyebutnya sebagai pembelajaran penemuan (discovery learning) karena siswa dibimbing secara hati-hati untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapkan kepadanya.
Dalam inkuiri terbimbing kegiatan belajar harus dikelola dengan baik oleh guru dan luaran pembelajaran sudah dapat diprediksikan sejak awal. Inkuiri jenis ini cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran mengenai konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mendasar dalam bidang ilmu tertentu. Orlich, et al (1998) menyatakan ada beberapa karakteristik dari inkuiri terbimbing yang perlu diperhatikan yaitu: (1) siswa mengembangkan kemampuan berpikir melalui observasi spesifik hingga membuat inferensi atau generalisasi, (2) sasarannya adalah mempelajari proses mengamati kejadian atau obyek kemudian menyusun generalisasi yang sesuai, (3) guru mengontrol bagian tertentu dari pembelajaran misalnya kejadian, data, materi dan berperan sebagai pemimpin kelas, (4) tiap-tiap siswa berusaha untuk membangun pola yang bermakna berdasarkan hasil observasi di dalam kelas, (5) kelas diharapkan berfungsi sebagai laboratorium pembelajaran, (6) biasanya sejumlah generalisasi tertentu akan diperoleh dari siswa, (7) guru memotivasi semua siswa untuk mengkomunikasikan hasil generalisasinya sehingga dapat dimanfaatkan oleh seluruh siswa dalam kelas.
b. Inkuiri Bebas
Inkuiri tingkat kedua dan ketiga menurut Callahan et al , (1992) dan Bonnstetter, (2000) dapat dikategorikan sebagai inkuiri bebas (unguided Inquiry) menurut definisi Orlich, et al (1998). Dalam inkuiri bebas, siswa difasilitasi untuk dapat mengidentifikasi masalah dan merancang proses penyelidikan. Siswa dimotivasi untuk mengemukakan gagasannya dan merancang cara untuk menguji gagasan tersebut. Untuk itu siswa diberi motivasi untuk melatih keterampilan berpikir kritis seperti mencari informasi, menganalisis argumen dan data, membangun dan mensintesis ide-ide baru, memanfaatkan ide-ide awalnya untuk memecahkan masalah serta menggeneralisasikan data. Guru berperan dalam mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan tentatif yang menjadikan kegiatan belajar lebih menyerupai kegiatan penelitian seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Beberapa karakteristik yang menandai kegiatan inkuiri bebas ialah: (1) siswa mengembangkan kemampuannya dalam melakukan observasi khusus untuk membuat inferensi, (2) sasaran belajar adalah proses pengamatan kejadian, obyek dan data yang kemudian mengarahkan pada perangkat generalisasi yang sesuai, (3) guru hanya mengontrol ketersediaan materi dan menyarankan materi inisiasi, (4) dari materi yang tersedia siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan tanpa bimbingan guru, (5) ketersediaan materi di dalam kelas menjadi penting agar kelas dapat berfungsi sebagai laboratorium, (6) kebermaknaan didapatkan oleh siswa melalui observasi dan inferensi serta melalui interaksi dengan siswa lain, (7) guru tidak membatasi generalisasi yang dibuat oleh siswa, dan (8) guru mendorong siswa untuk mengkomunikasikan generalisasi yang dibuat sehingga dapat bermanfaat bagi semua siswa dalam kelas.
3. Langkah-langkah pembelajaran dalam inkuiri
Langkah pembelajaran inkuri, merupakan suatu siklus yang dimulai dari:
1. Observasi atau pengamatan terhadap berbagai konsep dalam matematika
2. Mengajukan pertanyaan tentang fenomena yang dihadapi
3. Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban
4. Mengumpulkan data yang terkait dengan pertanyaan yang diajukan
5. Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data.

4. Sasaran Pembelajaran inkuiri
Sasaran pembelajaran yang dapat dicapai dengan penerapan inkuiri adalah:

a. Sasaran kognitif

1. Memahami bidang khusus dari materi pelajaran
2. Mengembangkan keterampilan proses sains
3. Mengembangkan kemampuan bertanya, memecahkan masalah dan melakukan
penelitian
4. Menerapkan pengetahuan dalam situasi baru yang berbeda.
5. Mengevaluasi dan mensintesis informasi, ide dan masalah baru
6. Memperkuat keterampilan berpikir kritis

b. Sasaran afektif

1. Mengembangkan minat terhadap pelajaran dan bidang ilmu
2. Memperoleh apresiasi untuk pertimbangan moral dan etika yang relevan dengan
bidang ilmu tertentu.
3. Meningkatkan intelektual dan integritas
4. Mendapatkan kemampuan untuk belajar dan menerapkan materi pengetahuan.

Persepsi

Setelah melakukan pengawasan tersebut penulis berasumsi bahwa Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing, guru membimbing siswa untuk memahami konsep dalam Matematika secara mendasar dengan cara mensetting pembelajaran secara khusus dengan persiapan yang matang. Seperti misalnya ketika memahami konsep materi segi tiga, guru menyediakan dua alat peraga sederhana yang membedakan antara segi tiga dan bidang segi tiga. Penulis mencoba mengingat kembali ketika melakukan kegiatan belajar menganjar pada materi ajar tentang lingkaran yaitu dalam memahami konsep materi lingkaran pernah menggunakan tiga alat peraga dalam kehidupan sehari-hari yaitu gelang, uang koin, dan bola tenis. Selain itu juga guru membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) yang disusun secara khusus dengan pendekatan inkuiri terbimbing.

Kesimpulan

Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing termasuk pada tingkatan inkuiri pertama yaitu kegiatan inkuiri di mana masalah dikemukakan oleh guru atau bersumber dari buku teks kemudian siswa bekerja untuk menemukan jawaban terhadap masalah tersebut di bawah bimbingan yang intensif dari guru.
Selanjutnya penulis merasa terdorong untuk membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada masa mendatang. Insya Allah.



DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi Kurikulum 2004. Jakarta: Puslitbang Debdiknas.
Hendrikus, Dori Wuwur. RETORIKA (Terampil Berpidato, Berdiskusi, Berargumentasi, Bernegosiasi). Jakarta: Kanisius.
Joyce, B Weil dan Shower B. 2000. Models of Teaching Fourth Edition Massa Chusettes: Allyn and Bacon Publising Company.
Navis. 2005. Robohnya Surau Kami. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Bandung: Rineka Cipta
Tukan, P. 2006. Mahir Berbahasa Indonesia SMA Kelas X. Jakarta: Yudistira.
Tim Penyusun. 2003. Pedoman Umum Pengembangan Sistem Penilaian Hasil Belajar BerbasisKompetensi Siswa SMP. Jakarta: Depdikbud.
http://gurupemula.co.cc/model-pembelajaran-inkuiri/

1 komentar:

  1. assalamualaikum pak...
    saya nisa..
    saia tertarik dengan model inkuiri terbimbing, kebetulan saia mengangkat skripsi saia tentang i.terbimbing ini..
    bisa tidak bapak berikan saya info sumber primer dari inkuiri terbimbing ini pak?

    BalasHapus

Tanggapan Anda